- By sanjaiannapyk@gmail.com - In Sejarah
Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah: Prinsip Hidup Masyarakat Minangkabau
Ungkapan "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" merupakan prinsip hidup yang mendalam bagi masyarakat Minangkabau. Ungkapan ini menggambarkan hubungan yang erat antara adat istiadat Minangkabau dengan ajaran Islam. Secara harfiah, ungkapan ini berarti bahwa adat Minangkabau harus berlandaskan pada syariat Islam, dan syariat Islam sendiri berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Prinsip ini menunjukkan bahwa adat dan agama di Minangkabau tidak berjalan terpisah, tetapi saling mendukung dan memperkuat satu sama lain.
Sejarah Lahirnya Prinsip “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”
Prinsip ini lahir dari sebuah kesepakatan yang luhur antara adat Minangkabau dan ajaran Islam yang masuk ke wilayah tersebut pada abad ke-16. Masyarakat Minangkabau menerima Islam dengan cara yang sangat khas, yaitu melihat agama sebagai pelengkap dan penyempurna adat istiadat yang sudah ada. Dalam pandangan mereka, Islam tidak memusnahkan adat, tetapi justru memperkaya dan menguatkannya. Oleh karena itu, Islam diterima dengan sangat baik oleh masyarakat Minangkabau, karena ia dianggap mampu membawa kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan yang sejalan dengan prinsip-prinsip adat yang telah dijalankan sejak dahulu.
Makna dari Prinsip “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”
Adat dan Agama Berkembang Seiring Tanpa Konflik
Salah satu makna penting dari prinsip ini adalah bahwa adat Minangkabau dan ajaran Islam tidak bertentangan. Keduanya berkembang bersama dalam harmoni. Adat yang ada, seperti musyawarah, gotong royong, dan nilai keadilan sosial, tidak hanya sejalan dengan Islam, tetapi juga mendapat penguatan dari ajaran agama tersebut. Islam mengajarkan pentingnya musyawarah untuk mencapai kesepakatan, serta gotong royong sebagai wujud kebersamaan dalam kehidupan sosial. Nilai-nilai ini juga tercermin dalam adat Minangkabau, sehingga keduanya saling menguatkan.Adat Minangkabau Mengandung Nilai Luhur yang Sejalan dengan Islam
Adat Minangkabau mengajarkan banyak nilai luhur yang memiliki kesamaan dengan ajaran Islam. Misalnya, dalam hal kebersamaan, saling menghormati, dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat. Prinsip gotong royong yang menekankan pentingnya membantu sesama dalam adat Minangkabau sangat sesuai dengan ajaran Islam tentang tolong-menolong dalam kebaikan. Begitu pula dengan musyawarah, yang merupakan cara penyelesaian masalah secara kolektif dalam adat Minangkabau, sangat selaras dengan ajaran Islam tentang pentingnya musyawarah dan musyawarah yang membawa kemaslahatan umat.Adat Minangkabau Sebagai Identitas Sejarah dan Perjuangan
Prinsip ini juga menegaskan bahwa adat Minangkabau bukan sekadar tradisi yang kosong, tetapi merupakan bagian dari identitas yang lahir dari sejarah panjang masyarakatnya. Adat Minangkabau telah terbentuk melalui berbagai perjuangan dan proses panjang, yang didasari oleh kesadaran akan pentingnya menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama. Dalam konteks ini, adat juga menjadi bagian dari perjuangan masyarakat Minangkabau untuk mempertahankan jati diri mereka di tengah-tengah perubahan zaman.Adat Minangkabau Sebagai Kerangka Kehidupan Sosial
Adat Minangkabau memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah juga mencakup kerangka kehidupan sosial yang mengatur hubungan antara individu dengan masyarakat, baik secara vertikal (antara manusia dengan Tuhan) maupun horizontal (antara sesama manusia). Adat mengatur bagaimana seseorang berinteraksi dengan keluarganya, dengan tetangganya, dan dengan masyarakat secara luas, sedangkan Islam memberikan panduan yang lebih luas dan lebih dalam dalam kehidupan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip ini menjadi landasan dalam menjaga hubungan yang baik antar sesama dan dengan Tuhan.
Peran Adat dan Agama dalam Kehidupan Minangkabau
Prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah juga berperan besar dalam mengatur kehidupan masyarakat Minangkabau dalam berbagai aspek, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun pemerintahan. Misalnya, dalam hal pendidikan, kehidupan keluarga, serta hukum adat. Sebagai contoh, Bundo Kanduang sebagai figur perempuan pemimpin keluarga dan masyarakat dalam adat Minangkabau mendapat penghormatan yang besar. Dalam konteks ini, peran perempuan dalam adat Minangkabau pun sangat sejalan dengan ajaran Islam, yang menempatkan perempuan pada posisi yang sangat mulia, meskipun dalam adat Minangkabau mereka berperan lebih dominan dalam banyak hal.
Kesimpulan
Prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah merupakan landasan utama bagi kehidupan masyarakat Minangkabau. Adat dan agama tidak berjalan terpisah, melainkan saling menguatkan dan memberikan pedoman hidup yang jelas bagi masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip ini tidak hanya membimbing masyarakat dalam menjalankan adat istiadat, tetapi juga dalam menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama, dengan Tuhan, serta dengan alam sekitar. Dengan demikian, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah adalah suatu bentuk perpaduan yang harmonis antara adat istiadat dan ajaran Islam, yang membentuk karakter masyarakat Minangkabau yang berbudaya tinggi dan religius.